JAKARTA (MI): Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya sepakat menurunkan target penghematan anggaran kementerian/lembaga negara dari 15% menjadi 10%. Akibatnya, defisit anggaran yang sebelumnya ditetapkan 2% melonjak menjadi 2,1% atau setara Rp94,5 triliun. Bahkan, jika pemotongan anggaran 10% tidak didukung program penghematan lain seperti smart card dan konversi energi, defisit anggaran bisa mencapai 3%. "Defisit 2,1% itu karena ada kontribusi penghematan lain," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta di Gedung DPR, Rabu (27/3) malam.
Paskah menjelaskan pemangkasan anggaran tidak dipukul rata 10% untuk semua kementerian/lembaga negara. Hal itu disebabkan pemerintah akan memprioritaskan program nasional seperti anggaran Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Pekerjaan Umum, dan Departemen Pertahanan. Hal senada juga dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia setuju penerapan penghematan tidak sama di tiap kementerian/lembaga negara. Selanjutnya panja belanja akan membahas lebih detail. Pemerintah dan DPR juga sepakat subsidi BBM naik dari Rp45,8 triliun menjadi Rp126,8 triliun dengan jumlah volume BBM bersubsidi sebesar 35,5 juta kiloliter. Subsidi listrik juga meningkat dari Rp29,7 triliun menjadi Rp60,2 triliun. Subsidi pangan ditetapkan Rp8,5 triliun akibat jumlah keluarga miskin bertambah dari 18,5 juta menjadi 19,1 juta keluarga.
Adapun untuk asumsi makro APBN-P 2008 disepakati angka pertumbuhan ekonomi 6,4%, inflasi 6,5%, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 7,5%, nilai tukar rupiah Rp9.100 per dolar AS dan harga minyak US$95 per barel serta target produksi minyak 927 ribu per barel per hari.
(Ray/E-3) Media Indonesia / 28 Maret 2008
0 komentar: